Siapa yang tak kenal Bali. Pulau yang menjadi surga wisatawan ini memang
tidak perlu diragukan lagi potensi pariwisatanya. Budaya dan wisata
bahari selama ini menjadi andalan wisatanya. Padahal masih banyak lagi,
salah satunya Goa Gajah.
Wisatawan yang datang ke Bali umumnya untuk menikmati wisata budaya dan
baharinya. Keunikan seni budaya sudah memancanegara begitu juga dengan
pantainya yang indah. Tapi sebenarnya selain wisata budaya dan bahari,
Bali juga memiliki wisata sejarah yang menyimpan keunikan-keunikan
tersendiri, antara lain Goa Gajah.
Obyek wisata Goa Gajah
terletak di sebelah Barat Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten
Gianyar, kira-kira 27 Km dari Denpasar. Goa ini berada di tepi jurang
dari pertemuan sebuah sungai kecil. Kata Goa Gajah diduga berasa dari
kata "Lwa Gajah", nama wihara atau pertapaan bagi biksu dalam agama
Budha. Nama tersebut terdapat pada lontar Negarakertagama yang disusun
oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M.
Kata Lwa atau Lwah (Loh) berarti sungai. Oleh karena itu, yang dimaksud
di sini adalah pertapaan yang terletak di Sungai Gajah atau di Air
Gajah. Dalam prasasti tahun 1103 Saka yang dikeluarkan oleh Raja
Jayapangus disebutkan bahwa 'Air Gajah' adalah pertapaan bagi Pendeta
Siwa.
Dibangun pada abad ke-11 M, pada saat Raja Sri Astasura
Ratna Bumi Banten berkuasa. Goa ini dijadikan sebagai tempat pertapaan,
yang dibuktikan dengan adanya ceruk-ceruk di dalam goa. Selain itu di
sekitar goa juga terdapat kolam pertitaan dengan tujuh patung
widyadara-widyadari yang sedang memegang air suci. Total patung ada 7,
tetapi ketika berkunjung ke sana Travel Club (TC) hanya melihat 6 patung
saja, satu patung menurut petugas dipindahkan ke lokasi lain, akibat
gempa beberapa tahun yang lalu. Enam patung ini merupakan symbol dari 7
sungai suci di India, yang merupakan tempat kelahiran agama Hindu dan
Budha.
Untuk sampai ke Goa Gajah, dari pintu masuk wisatawan
harus menuruni tangga. Suasananya masih asri karena pepohonan masih
tampak hijau. Dari tangga wisatawan bisa melihat kompleks Goa Gajah
secara keseluruhan. Sesampainya di bawah, suara gemericik air yang
mengalir dari pancuran arca. Tampak di belakangnya pohon yang menurut
petugas di sana sudah ratusan tahun.
Di sekitar pancuran terdapat bebatuan yang dulunya bekas bangunan yang
hancur akibat gempa. Sedangkan Goa Gajah sendiri berada tidak jauh dari
pancuran arca tersebut. Menurut catatan sejarah, tempat wisata Goa Gajah
pertama ditemukan oleh sarjana Belanda, Prof. Gorris dan Eting, 1923.
Goa ini berbentuk huruf T dan di sebelah kiri goa terdapat Arca Ganesha
berbadan manusia, namun berkepala gajah. Arca ini dipuja dan dipercaya
sebagai Dewa Penyelamat dan Pelindung Ilmu Pengetahuan. Di sebelah kanan
goa terdapat Arca Trilingga (Siwa, Sada Siwa, dan Prama Siwa). Pada
zaman tersebut ada peninggalan Hindu Siwa-Budha.
Berdasarkan
peninggalan arkeologi dan atas dasar hasil-hasil ekskavasi yang diadakan
pada 1955, dapat disimpulkan fungsi dari Goa Gajah sebagai tempat
pertapaan dan wihara untuk pendeta untuk pendeta Siwa dan pendeta Budha.
Pembangunannya dimulai abad ke 10 atau 11 berdasarkan prasasti yang
dipahatkan pada dinding timur dari mulut goa berupa tulisan memakai
huruf Kediri Kwadrat.
Tempat pertapaan Goa Gajah diyakini
merupakan bentuk tiruan dari pertapaan Kunjarakunja yang ada di India
Selatan, maka relief yang dipahatkan pada pertapaan Goa Gajah adalah
pahatan-pahatan alam pegunungan. Pada mulut goa sebagai pintu masuk,
dihiasi pahatan kepala Kala dengan mata melirik ke arah kanan yang
diyakini memiliki fungsi sama dengan Bhoma (relief muka raksasa) yang
terdapat di gapura sebuah bangunan suci yang berfungsi untuk menjaga
bangunan tersebut.
Ketika TC masuk ke dalam goa, di kiri dan kanan pintu masuk terdapat
masing masing dua buah ceruk (lubang) untuk tempat bertapa yang berada
sekitar 1 meter dari tanah. Cahaya temaram yang berasal dari lampu
menjadikan tempat ini tidak terlalu gelap untuk dikunjungi wisatawan
tetapi juga tidak terlalu terang, karena untuk mempertahankan susana
pertapaan agar terkesan sepi dan tenang.
Bagian dalam ruangan
utama memiliki 11 buah ceruk (tempat bertapa) berbentuk horisontal. Pada
ujung barat terdapat arca Dewa Ganesha, sedangkan di ujung timur
terdapat 3 buah lingga dan masing-masing lingga tersebut di kelilingi
lingga kecil.
Di sini wisatawan bisa merasakan bagaimana zaman
itu para Pendeta Siwa dan Budha melakukan pendekatan spiritual kepada
Sang Pencipta dengan jalan bertapa. Sebuah peninggalan dari masa lalu
yang mengingatkan kepada kita untuk selalu khusyuk mendekatkan diri
kepada Tuhan dimanapun berada. Jadi bagi Anda yang menyukai wisata
sejarah, tidak ada salahnya menikmati pengalaman spiritual di Goa Gajah.
Pariwisata Bali
Kamis, 22 November 2012
Senin, 12 November 2012
Pura Goa Lawah
Pura Goa Lawah berlokasi di
Kecamatan Dawan, Klungkung dan berada dipinggir utara jalan arteri
antara kota Semarapuira- ibukota Kab. Klungkung, kearah timur menuju
kota Amlapura- ibukota Kab.Karangasem. Jarak Pura Goa Lawah dari
Denpasar- ibukota Propinsi Bali sekitar 49 KM, atau 10 KM sebelah timur
kota Semarapura. Posisi Goa Lawah terletak pada koordinat 8 derajat, 31
menit Lintang Selatan dan 115 derajat, 30 menit Bujur Timur pada
ketinggian sekitar 5 meter dari muka air laut pasang tertinggi. Pura
yang dihuni ribuan kelelawar ini memiliki status sebagai Kahyangan
jagat, dalam hal ini Sad Kahyangan tempat sthana Ida Sang Hyang Basukih
dan menurut Padma Bhuwana, pura ini berada diarah tenggara sebagai
kedudukan Dewa Maheswara.
Sebagaimana pura-pura besar Kahyangan lainnya,
maka terasa sulit mengetahui dengan sebenarnya siapa pendiri dan kapan
didirikannya Pura Goa Lawah ini. Diperkirakan Maha Pandita Mpu Kuturan
memiliki hubungan kesejarahan dengan pendirian dan keberadaan Pura Goa
Lawah ini. Dang Hyang Nirartha dijaman pemerintahan Dalem Waturenggong
merupakan Maha Pandita lain yang pernah datang ketempat ini. Pengemong
Pura Goa Lawah adalah kramadesa adat Pesinggahan. Pada bulan-bulan baik-
sasih ayu dan hari-hari baik-rahina subhadiwasa, umat Hindu banyak
berdatangan ketempat ini. Di Pura ini umat Hindu melakukan upacara
Nyegara Gunung, karena lokasinya berada ditepi laut dan diperbukitan
atau gunung. Hanya beberapa meter disebelah selatan pura terdapat pantai
sedangkan gunung itu sendiri diwakili oleh perbukitan dimana pura dan
goa ini berlokasi. Konon Goa ini tembus ke Gunung Agung dan diperkirakan
merupakan bekas aliran sungai bawah tanah. Pura ini memiliki daya tarik
tersendiri bagi wisatawan karena keberadaan goa kelelawarnya sendiri
serta bangunan pura dan kegiatan umat bersembahyang. Pura ini memiliki
fasilitas yang cukup memadai, seperti Parkir, Wantilan, Urinoir / jamban
serta beberapa tempat berteduh baik bagi pemedek ataupun wisatawan
nusantara maupun mancanegara. Semua fasilitas ini seyogyanya ditata
kembali sehingga tepat fungsi dan selalu berada dalam keadaan bersih dan
rapi.
Goa lawah sangat
menarik untuk dikunjungi karena letaknya strategis dipinggir pantai
dengan pemandangan laut dan pulau Nusa Penida di kejauhan serta penataan
pantainya yang asri dan indah. Di pantai kadang-kadang wisatawan dapat
menyaksikan kegiatan upacara adat dan juga dapat melihat kelelawar
bergelantungan di tepi goa. menjadikan objek wisata Bali yang satu ini pantas untuk anda kunjungi bersama keluarga anda saat liburan ke Bali.
Lokasi
Goa lawah berlokasi di kabupaten Klungkung kurang lebih 1 jam perjalanan dari kota denpasar atau 4 km dari pusat kota semarapura yang merupakan ibu kota kabupaten Klungkung.
Goa lawah berlokasi di kabupaten Klungkung kurang lebih 1 jam perjalanan dari kota denpasar atau 4 km dari pusat kota semarapura yang merupakan ibu kota kabupaten Klungkung.
Sejarah
Di goa Lawah terdiri dari 2 suku kata yaitu goa yang berarti goa dan lawah yang berarti kelelawar dimana goa lawah di huni oleh ribuan ekor kelelawar di mulut objek wisata bali ini terdapat sebuah pura yang berstatus Pura Khayangan Jagat. Pura Goa Lawah merupakan suatu kawasan yang suci dan indah. Di situ ada perpaduan antara laut dan gunung (lingga-yoni). Seperti namanya, di pura ini terdapat goa yang dihuni ribuan kelelawar. Sementara di mulut goa terdapat beberapa palinggih stana para Dewa. Di pelatarannya, juga berdiri kokoh beberapa meru dan sthana lainnya. Diceritakan Mpu Kuturan datang ke Bali abad X yakni saat pemerintahan dipimpin Anak Bungsu adik Raja Airlangga. Airlangga sendiri memerintah di Jawa Timur (1019-1042). Ketika tiba, Mpu Kuturan menemui banyak sekte di Bali. Melihat kenyataan itu, Mpu Kuturan kemudian mengembangkan konsep Tri Murti dengan tujuan mempersatukan semua sekte tersebut Mpu Kuturan pula yang mengajarkan pembuatan Kahyangan Tiga di setiap desa pakraman di Bali serta mengukuhkan keberadaan Kahyangan Jagat yang salah satunya adalah Goa Lawah.
Di goa Lawah terdiri dari 2 suku kata yaitu goa yang berarti goa dan lawah yang berarti kelelawar dimana goa lawah di huni oleh ribuan ekor kelelawar di mulut objek wisata bali ini terdapat sebuah pura yang berstatus Pura Khayangan Jagat. Pura Goa Lawah merupakan suatu kawasan yang suci dan indah. Di situ ada perpaduan antara laut dan gunung (lingga-yoni). Seperti namanya, di pura ini terdapat goa yang dihuni ribuan kelelawar. Sementara di mulut goa terdapat beberapa palinggih stana para Dewa. Di pelatarannya, juga berdiri kokoh beberapa meru dan sthana lainnya. Diceritakan Mpu Kuturan datang ke Bali abad X yakni saat pemerintahan dipimpin Anak Bungsu adik Raja Airlangga. Airlangga sendiri memerintah di Jawa Timur (1019-1042). Ketika tiba, Mpu Kuturan menemui banyak sekte di Bali. Melihat kenyataan itu, Mpu Kuturan kemudian mengembangkan konsep Tri Murti dengan tujuan mempersatukan semua sekte tersebut Mpu Kuturan pula yang mengajarkan pembuatan Kahyangan Tiga di setiap desa pakraman di Bali serta mengukuhkan keberadaan Kahyangan Jagat yang salah satunya adalah Goa Lawah.
Kamis, 08 November 2012
Bunut Bolong - Jembrana
Bunut Bolong terletak di desa Manggisari kecamatan Pekutatan, 49 km ke arah
timur dari kota Negara dan kurang lebih kurang 86 km kearah barat Kota
Denpasar. Bunut Bolong adalah pohon Bunut yang tumbuh lestari di mana
di tengah akar akarnya terdapat jalan raya yang menghubungkan kecamatan
Pekutatan dengan Kabupaten Buleleng.
Yang menarik adalah alam lingkungannya sepanjang mata memandang penuh
dengan pohon cengkeh, udara sejuk dan sangat cocok untuk Wana Wisata.
Terdapat pura "Bujangga Sakti" yang dipelihara dan merupakan tempat Pemujaan
Umat Hindu.
Langganan:
Postingan (Atom)