Pariwisata Bali

Kamis, 22 November 2012

Goa Gajah

Siapa yang tak kenal Bali. Pulau yang menjadi surga wisatawan ini memang tidak perlu diragukan lagi potensi pariwisatanya. Budaya dan wisata bahari selama ini menjadi andalan wisatanya. Padahal masih banyak lagi, salah satunya Goa Gajah.
Wisatawan yang datang ke Bali umumnya untuk menikmati wisata budaya dan baharinya. Keunikan seni budaya sudah memancanegara begitu juga dengan pantainya yang indah. Tapi sebenarnya selain wisata budaya dan bahari, Bali juga memiliki wisata sejarah yang menyimpan keunikan-keunikan tersendiri, antara lain Goa Gajah.

Obyek wisata Goa Gajah terletak di sebelah Barat Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, kira-kira 27 Km dari Denpasar. Goa ini berada di tepi jurang dari pertemuan sebuah sungai kecil. Kata Goa Gajah diduga berasa dari kata "Lwa Gajah", nama wihara atau pertapaan bagi biksu dalam agama Budha. Nama tersebut terdapat pada lontar Negarakertagama yang disusun oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M.

Kata Lwa atau Lwah (Loh) berarti sungai. Oleh karena itu, yang dimaksud di sini adalah pertapaan yang terletak di Sungai Gajah atau di Air Gajah. Dalam prasasti tahun 1103 Saka yang dikeluarkan oleh Raja Jayapangus disebutkan bahwa 'Air Gajah' adalah pertapaan bagi Pendeta Siwa.

Dibangun pada abad ke-11 M, pada saat Raja Sri Astasura Ratna Bumi Banten berkuasa. Goa ini dijadikan sebagai tempat pertapaan, yang dibuktikan dengan adanya ceruk-ceruk di dalam goa. Selain itu di sekitar goa juga terdapat kolam pertitaan dengan tujuh patung widyadara-widyadari yang sedang memegang air suci. Total patung ada 7, tetapi ketika berkunjung ke sana Travel Club (TC) hanya melihat 6 patung saja, satu patung menurut petugas dipindahkan ke lokasi lain, akibat gempa beberapa tahun yang lalu. Enam patung ini merupakan symbol dari 7 sungai suci di India, yang merupakan tempat kelahiran agama Hindu dan Budha.

Untuk sampai ke Goa Gajah, dari pintu masuk wisatawan harus menuruni tangga. Suasananya masih asri karena pepohonan masih tampak hijau. Dari tangga wisatawan bisa melihat kompleks Goa Gajah secara keseluruhan. Sesampainya di bawah, suara gemericik air yang mengalir dari pancuran arca. Tampak di belakangnya pohon yang menurut petugas di sana sudah ratusan tahun.

Di sekitar pancuran terdapat bebatuan yang dulunya bekas bangunan yang hancur akibat gempa. Sedangkan Goa Gajah sendiri berada tidak jauh dari pancuran arca tersebut. Menurut catatan sejarah, tempat wisata Goa Gajah pertama ditemukan oleh sarjana Belanda, Prof. Gorris dan Eting, 1923.

Goa ini berbentuk huruf T dan di sebelah kiri goa terdapat Arca Ganesha berbadan manusia, namun berkepala gajah. Arca ini dipuja dan dipercaya sebagai Dewa Penyelamat dan Pelindung Ilmu Pengetahuan. Di sebelah kanan goa terdapat Arca Trilingga (Siwa, Sada Siwa, dan Prama Siwa). Pada zaman tersebut ada peninggalan Hindu Siwa-Budha.

Berdasarkan peninggalan arkeologi dan atas dasar hasil-hasil ekskavasi yang diadakan pada 1955, dapat disimpulkan fungsi dari Goa Gajah sebagai tempat pertapaan dan wihara untuk pendeta untuk pendeta Siwa dan pendeta Budha. Pembangunannya dimulai abad ke 10 atau 11 berdasarkan prasasti yang dipahatkan pada dinding timur dari mulut goa berupa tulisan memakai huruf Kediri Kwadrat.

Tempat pertapaan Goa Gajah diyakini merupakan bentuk tiruan dari pertapaan Kunjarakunja yang ada di India Selatan, maka relief yang dipahatkan pada pertapaan Goa Gajah adalah pahatan-pahatan alam pegunungan. Pada mulut goa sebagai pintu masuk, dihiasi pahatan kepala Kala dengan mata melirik ke arah kanan yang diyakini memiliki fungsi sama dengan Bhoma (relief muka raksasa) yang terdapat di gapura sebuah bangunan suci yang berfungsi untuk menjaga bangunan tersebut.

Ketika TC masuk ke dalam goa, di kiri dan kanan pintu masuk terdapat masing masing dua buah ceruk (lubang) untuk tempat bertapa yang berada sekitar 1 meter dari tanah. Cahaya temaram yang berasal dari lampu menjadikan tempat ini tidak terlalu gelap untuk dikunjungi wisatawan tetapi juga tidak terlalu terang, karena untuk mempertahankan susana pertapaan agar terkesan sepi dan tenang.

Bagian dalam ruangan utama memiliki 11 buah ceruk (tempat bertapa) berbentuk horisontal. Pada ujung barat terdapat arca Dewa Ganesha, sedangkan di ujung timur terdapat 3 buah lingga dan masing-masing lingga tersebut di kelilingi lingga kecil.

Di sini wisatawan bisa merasakan bagaimana zaman itu para Pendeta Siwa dan Budha melakukan pendekatan spiritual kepada Sang Pencipta dengan jalan bertapa. Sebuah peninggalan dari masa lalu yang mengingatkan kepada kita untuk selalu khusyuk mendekatkan diri kepada Tuhan dimanapun berada. Jadi bagi Anda yang menyukai wisata sejarah, tidak ada salahnya menikmati pengalaman spiritual di Goa Gajah.

Senin, 12 November 2012

Pura Goa Lawah

Pura Goa Lawah berlokasi di Kecamatan Dawan, Klungkung dan berada dipinggir utara jalan arteri antara kota Semarapuira- ibukota Kab. Klungkung, kearah timur menuju kota Amlapura- ibukota Kab.Karangasem. Jarak Pura Goa Lawah dari Denpasar- ibukota Propinsi Bali sekitar 49 KM, atau 10 KM sebelah timur kota Semarapura. Posisi Goa Lawah terletak pada koordinat 8 derajat, 31 menit Lintang Selatan dan 115 derajat, 30 menit Bujur Timur pada ketinggian sekitar 5 meter dari muka air laut pasang tertinggi. Pura yang dihuni ribuan kelelawar ini memiliki status sebagai Kahyangan jagat, dalam hal ini Sad Kahyangan tempat sthana Ida Sang Hyang Basukih dan menurut Padma Bhuwana, pura ini berada diarah tenggara sebagai kedudukan Dewa Maheswara.

Sebagaimana pura-pura besar Kahyangan lainnya, maka terasa sulit mengetahui dengan sebenarnya siapa pendiri dan kapan didirikannya Pura Goa Lawah ini. Diperkirakan Maha Pandita Mpu Kuturan memiliki hubungan kesejarahan dengan pendirian dan keberadaan Pura Goa Lawah ini. Dang Hyang Nirartha dijaman pemerintahan Dalem Waturenggong merupakan Maha Pandita lain yang pernah datang ketempat ini. Pengemong Pura Goa Lawah adalah kramadesa adat Pesinggahan. Pada bulan-bulan baik- sasih ayu dan hari-hari baik-rahina subhadiwasa, umat Hindu banyak berdatangan ketempat ini. Di Pura ini umat Hindu melakukan upacara Nyegara Gunung, karena lokasinya berada ditepi laut dan diperbukitan atau gunung. Hanya beberapa meter disebelah selatan pura terdapat pantai sedangkan gunung itu sendiri diwakili oleh perbukitan dimana pura dan goa ini berlokasi. Konon Goa ini tembus ke Gunung Agung dan diperkirakan merupakan bekas aliran sungai bawah tanah. Pura ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena keberadaan goa kelelawarnya sendiri serta bangunan pura dan kegiatan umat bersembahyang. Pura ini memiliki fasilitas yang cukup memadai, seperti Parkir, Wantilan, Urinoir / jamban serta beberapa tempat berteduh baik bagi pemedek ataupun wisatawan nusantara maupun mancanegara. Semua fasilitas ini seyogyanya ditata kembali sehingga tepat fungsi dan selalu berada dalam keadaan bersih dan rapi.

goa lawah
Goa lawah sangat menarik untuk dikunjungi karena letaknya strategis dipinggir pantai dengan pemandangan laut dan pulau Nusa Penida di kejauhan serta penataan pantainya yang asri dan indah. Di pantai kadang-kadang wisatawan dapat menyaksikan kegiatan upacara adat dan juga dapat melihat kelelawar bergelantungan di tepi goa. menjadikan objek wisata Bali yang satu ini pantas untuk anda kunjungi bersama keluarga anda saat liburan ke Bali.


Lokasi
Goa lawah berlokasi di kabupaten Klungkung kurang lebih 1 jam perjalanan dari kota denpasar atau 4 km dari pusat kota semarapura yang merupakan ibu kota kabupaten Klungkung.


Sejarah
Di goa Lawah terdiri dari 2 suku kata yaitu goa yang berarti goa dan lawah yang berarti kelelawar dimana goa lawah di huni oleh ribuan ekor kelelawar di mulut objek wisata bali ini terdapat sebuah pura yang berstatus Pura Khayangan Jagat. Pura Goa Lawah merupakan suatu kawasan yang suci dan indah. Di situ ada perpaduan antara laut dan gunung (lingga-yoni). Seperti namanya, di pura ini terdapat goa yang dihuni ribuan kelelawar. Sementara di mulut goa terdapat beberapa palinggih stana para Dewa. Di pelatarannya, juga berdiri kokoh beberapa meru dan sthana lainnya. Diceritakan Mpu Kuturan datang ke Bali abad X yakni saat pemerintahan dipimpin Anak Bungsu adik Raja Airlangga. Airlangga sendiri memerintah di Jawa Timur (1019-1042). Ketika tiba, Mpu Kuturan menemui banyak sekte di Bali. Melihat kenyataan itu, Mpu Kuturan kemudian mengembangkan konsep Tri Murti dengan tujuan mempersatukan semua sekte tersebut Mpu Kuturan pula yang mengajarkan pembuatan Kahyangan Tiga di setiap desa pakraman di Bali serta mengukuhkan keberadaan Kahyangan Jagat yang salah satunya adalah Goa Lawah.

Kamis, 08 November 2012

Bunut Bolong - Jembrana

Bunut Bolong terletak di desa Manggisari kecamatan Pekutatan, 49 km ke arah timur dari kota Negara dan kurang lebih kurang 86 km kearah barat Kota Denpasar. Bunut Bolong adalah pohon Bunut yang tumbuh lestari di mana di tengah akar akarnya terdapat jalan raya yang menghubungkan kecamatan Pekutatan dengan Kabupaten Buleleng.
Yang menarik adalah alam lingkungannya sepanjang mata memandang penuh dengan pohon cengkeh, udara sejuk dan sangat cocok untuk Wana Wisata. Terdapat pura "Bujangga Sakti" yang dipelihara dan merupakan tempat Pemujaan Umat Hindu.