Pariwisata Bali: Objek Wisata Tirta Gangga

Kamis, 27 September 2012

Objek Wisata Tirta Gangga

 
Taman Tirta Gangga merupakan satu komplek pertamanan yang amat indah. Keberadaannya memberikan satu refleksi mengenai satu pola budaya keraton dan budaya masyarakat yang menetapkan air (mata air) pada posisi dan arti yang amat penting bagi kehidupan.
Dalam komplek Taman Tirta Gangga terdapat tempat suci, mata air, bangunan pelindung mata air, menara air, aneka ragam bentuk kolam besar dan kecil, pancoran, pemeliharaan ikan hias, aneka tanaman dan bunga-bungaan. Secara keseluruhan komplek taman ini menyajikan satu daya tarik dan keindahan tersendiri yang terwujud sebagai suatu keharmonisan hubungan manusia, alam, budaya yang dijiwai oleh keagamaan.
Taman Tirta Gangga sebagai obyek wisata alam merupakan warisan taman dan arsitektur almarhum Raja Karangasem yang terakhir, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem (dahulu bernama I Gusti Bagus Djelantik) kepada kesepuluh putra lelaki beliau yang dijadikan milik bersama (druwe tengah) yang kemudian sejak tahun 1981 pengelolaannya diserahkan kepada Dr. Anak Agung Made Djelantik.
Lokasi
Taman Tirta Gangga terletak di pinggir jalan raya jurusan Amlapura. Obyek wisata Taman Tirta Gangga termasuk wilayah desa Ababi, kecamatan Abang, kabupaten Karangasem. Lokasi obyek ini meliputi satu area taman seluas 1,8 ha terdiri dari tiga dataran yang menjurus dari barat ke timur di tengah-tengah hamparan sawah yang amat sangat luas. Obyek wisata Taman Tirta Gangga berada pada satu jaringan obyek yang berdekatan dengan Puri Karangasem, Taman Ujung Karangasem dan ± 17 km terletak taman wisata bahari Tulamben.
Fasilitas
Di sekitar obyek wisata Taman Tirta Gangga telah tersedia berbagai fasilitas bagi para pengunjung dan wisatawan seperti tempat parkir, penginapan, restoran, dan berbagai warung kecil. Di dalam komplek taman tersedia kolam renang untuk dewasa dan anak-anak.
Kunjungan
Taman Tirta Gangga sangat menarik untuk dikunjungi, baik pada pagi maupun sore hari. Tempat ini telah ramai dan telah dikunjungi sejak bertahun-tahun sebagai obyek wisata oleh anak-anak sekolah. Kemudian juga makin ramai dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Oleh karena tempatnya di pinggir jalan raya, maka untuk mencapai tempat itu cukup mudah. Bisa dicapai dengan sepeda motor atau dengan taksi. Wisatawan juga dapat mencapainya dengan sarana angkutan umum.
Deskripsi
Dari kapan adanya mata air di tempat yang sekarang dinamai Taman Tirta Gangga tidak dapat diketahui dengan pasti. Akan tetapi waktu mulai tempat itu dikeramatkan oleh masyarakat sebagai tempat mata air suci diperkirakan sekitar 200-300 tahun yang lalu. Pembangunan Taman Tirta Gangga yang dahulu namanya Rejasa dimulai pada tahun 1948.
Dalam tahun 1963, tatkala meletusnya Gunung Agung, taman ini mengalami kerusakan berat, yang merusak bangunan dan saluran-saluran, karena gempa dan amukan lahar. Kemudian sejak tahun 1981, taman ini dipugar dan dikembangkan berkat inisiatif dan program pengelola Dr Anak Agung Made Djelantik serta kerjasama dengan PAM dan Pemerintah Daerah Tingkat II Karangasem.
Struktur fisik Taman Tirta Gangga menggambarkan adanya struktur dalam (jeroan) dan struktur luar (jaba). Pada struktur dalam dijumpai adanya tiga strata daratan yaitu : (1) dataran yang paling rendah; (2) dataran media; (3) dataran atas.
Dataran yang paling rendah seluas kurang lebih 90 are terletak di selatan dan memuat dua buah kolam . Kolam yang paling besar di bagian selatan merupakan kolam ikan. Di tengah kolam tersebut terdapat gili yang memanjang. Kolam yang letaknya di sebelah utara jalan dibagi dua oleh suatu menara air mancur bertingkat. Bagian sebelah barat dari menara digunakan sebagai kolam renang B, sedangkan bagian yang sebelah timur merupakan kolam ikan.
Dataran madia memuat kolam renang A di sebelah barat dan suatu kolam ikan hias di sebelah timur. Diantaranya terdapat kolam hias yang memuat rentetan air mancur kecil dan mungil ditengah-tengahnya.
Dataran atas terdiri dari bagian yang terpisah, dimana yang paling barat semulanya disediakan oleh almarhum Raja karangasem untuk membangun tempat pemujaan. Dataran atas di tengah dihuni oleh keluarga Puri Karangasem, Anak Agung Gede Rai, yang diberi ijin oleh keluarga besar untuk mendirikan pondok-pondok penginapan dan restoran. Usaha ini sekarang dikelola oleh putra-putranya. Dataran tinggi yang di pojok timur dan lahan kolam bundar di bawahnya merupakan pesanggrahan Dr. Anak Agung Made Djelantik.
Pada masa kini Taman Tirta Gangga, berfungsi secara religius, sosial dan hiburan. Pertama, mata air itu memberikan air suci bagi masyarakat sekiatarnya untuk upacara agama. Kedua tempat itu merupakan tempat untuk upacara dewa yadnya dan metirtayatra. Ketiga, tempat itu merupakan tempat hiburan dan rekreasi bagi masyarakat dan wisatawan.
 

Tirta Gangga

Tirta Gangga adalah obyek wisata berupa taman air yang berlokasi di wilayah desa Ababi, kecamatan Abang, kabupaten Karangasem dan berjarak sekitar 100 km dari Denpasar. Obyek wisata ini termasuk kawasan yang sejuk karena terletak di kaki gunung Agung dan berada persis di pinggir jalan raya Amlapura menuju Singaraja dan serta menjadi tempat wisata paling ramai dikunjungi bagi warga Karangasem dan sekitarnya.
Taman air ini adalah warisan dari kerajaan Karangasem yang dibangun oleh raja Karangasem yaitu Raja I Gusti Bagus Djelantik atau lebih dikenal dengan nama Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem bersamaan dengan taman air Taman Ujung yang berlokasi di desa Tumbu. Tirta Gangga merupakan komplek pertamanan air yang terdiri dari mata air, kolam renang, kolam ikan, dan terdapat menara air. Selain itu, Tirta Gangga juga merupakan perpaduan antara keluhuran nilai agama, hiburan untuk manusia dan pelestarian alam.
Memasuki obyek wisata ini, kolam pertama yang terlihat adalah kolam ikan yang di bagian tengah kolam terdapat puluhan patung prajurit yang memegang gada. Di kolam ini terdapat juga petak-petak kecil untuk orang dapat berjalan di atas kolam tersebut. Petak-petak itu berbentuk segi enam dan saling berderet satu sama lainnya. Setelah kolam ikan, terdapat menara air yang berada di tengah taman kecil berbentuk bundar yang dikelilingi sepuluh patung prajurit yang memegang gada. Menara air ini terlihat seperti kuncup bunga teratai dan tingginya sekitar 10 meter dengan bentuk meru tumpang solas, yang biasa terdapat di pura. Dari puncak menara ini, air mengalir dan berjatuhan melewati setiap susunan tumpangnya. Pada areal taman sebelah kanan dari pintu masuk taman ini yang lebih tinggi tanahnya merupakan sumber mata air yang terlindung dengan pohon beringin besar. Sumber mata air ini sering dijadikan air suci untuk sembahyang bagi umat Hindu dan juga menjadi sumber air minum bagi warga Karangasem. Pada bagian bawah dari sumber air tersebut terdapat 2 kolam air jernih yang salah satunya digunakan sebagai kolam renang untuk umum. Kolam renang ini berdesain masa lalu karena masih terbuat dari bahan seperti batu padas dan memiliki kedalaman yang berbeda. Pada bagian barat biasa digunakan anak-anak karena lebih dangkal, sedangkan bagian timur yang lebih dalam digunakan untuk orang dewasa. Dan kolam yang satunya merupakan kolam ikan yang luasnya sekitar 50 x 20 meter persegi. Kolam ini adalah yang paling luas di Tirta Gangga dan terdapat berbagai macam ikan hias. Selain itu, kolam ini juga dihubungkan sebuah jembatan yang terbuat dari batu padas dengan hiasan empat patung naga pada setiap sisinya. Pada bagian ujung barat taman ini terdapat sebuah bale bengong yang berukuran besar, yang biasa digunakan setiap pengunjung untuk beristirat sambil menikmati keindahan kolam-kolam air yang jernih.
Obyek wisata Tirta Gangga juga menyediakan fasilitas restoran yang berada di bagian paling atas atau bersebelahan dengan sumber mata air. Selain itu terdapat juga fasilitas untuk penginapan berupa cottages yang tarifnya tergolong eksklusif.




ISTANA AIR TIRTA GANGGA BALI
Tirtagangga, berarti air yang suci seperti Gangga bagi orang Bali, Tirtagangga adalah satu kebun dunia yang romantis. Semburan atau pancaran air yang mengalir dari bawah pohon Banyan, pohon jaman kuno dan  kuil suci yang mencerminkan dan kolam renang yang menjadi mata air Istana.




Ciri khasnya adalah 11 bunga teratai air mancur yang menjadi lambang untuk Tirtagangga sejak diciptakan oleh almarhum Pemimpin Karangasem pada tahun 1948. Setelah perjalanan berkeliling istana Versaille di Perancis, Raja terinspirasi untuk membuat istana air yang kedua di pegunungan yang menghadap kearah kerajaannya. Air yang berasal dari mata air suci telah mendapat pujian untuk awet muda dan penyembuhan mereka.  Begitu raja memberi nama mereka setelah sungai Gangga yang suci  di India yang mana terkenal karena kemujarabannya. Konon jika orang berendam di perairan Tirtagangga pada saat bulan purnama akan menjadi awet muda dan berbagai penyakit akan sembuh. Tirtagangga menjadi " Air mancur yang membuat awet muda di Bali.




Sejarah Tirta Gangga

Tirta Gangga, Sebuah Taman Air Kerajaan

Di tengah sawah dan dikelilingi oleh perbukitan hijau yang indah, lokasi Tirtagangga begitu damai dan indah. Tirtagangga merupakan taman air kerajaan milik keluarga kerajaan Karangasem. Terletak di desa Ababi, sekitar 83 km dari Denpasar atau 6 km utara Amlapura, ibukota Kabupaten Karangasem.
Taman air ini dibangun pada tahun 1948 atas prakarsa Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem. Arsitektur taman air ini merupakan gabungan dari arsitektur gaya Bali dan Cina. Sebelum dibangun menjadi taman air, sumber air telah berada di sana sebelumnya, yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar akan air namun diyakini juga sebagai air suci untuk memurnikan setiap energi buruk di sekitar daerah tersebut.
Tirta berarti air yang diberkati dan diambil dari nama sungai Gangga di India. Air dari mata air Tirtaganga dianggap sebagai air suci oleh umat Hindu di Bali. Air ini digunakan untuk upacara keagamaan di Pura-Pura di daerah tersebut sampai saat ini. Mata air ini diperlukan untuk upacara yang diselenggarakan oleh Pura-Pura di sekitar Tirtagangga yang dapat dicapai dengan berjalan kaki.
Memasuki satu taman dapat dilihat bahwa terdapat sebuah kolam di sisi kanan yang dihiasi oleh bebatuan dekoratif yang diletakkan di sekitar kolam, sementara yang lainnya berfungsi sebagai jembatan. Patung dewa dan dewi berdiri anggun di tengah-tengah kolam air yang dingin. Ikan mas berenang di kolam air, sisik mereka bersinar seperti cahaya matahari yang terpantul ke dalam air. Bagian ini adalah tingkat Swah. Pada tingkat ini, di mana selain dua kolam hias, terdapat pula kolam renang di mana penduduk lokal atau pengunjung dapat menikmati berenang pada mata air yang dingin.
Luas taman air adalah 1,2 ha, terdiri dari tiga tingkatan tanah membentang dari timur ke barat. Di tingkat menengah, tingkat Bwah, terdapat sebelah buah air mancur Nawa Sanga berdiri elegan. Dan di tingkat Bhur, di sisi kiri jalan, lurus dari pintu masuk di sebelah barat terdapat kolam besar dengan sebuah pulau di tengah-tengahnya.
Sumber air ini menghasilkan air murni yang sangat besar. Salah satu dari ketiga aliran air ini digunakan untuk menyediakan air minum bagi kota Amlapura. Beberapa dialirkan ke kolam renang bagian atas melalui pipa bawah tanah, sementara yang lainnya masuk ke dalam kolam renang yang lebih rendah dan untuk mengairi sawah yang mengelilingi taman air ini.
Tempat ini sangat bagus untuk membebaskan diri dari cuaca panas karena cuaca di daerah ini cukup panas. Berjalan-jalan santai atau mencelupkan kaki anda ke dalam air dingin sangat menyenangkan, atau mengambil beberapa foto dari pemandangan-pemandangan yang indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar