Bedugul merupakan salah satu tempat/objek
wisata Bali yang menawarkan keindahan alam pegunungan dan danau. Tempatnya yang
tinggi membuat daerah ini selalu diselimuti kabut dan berhawa dingin. Daerah
Bedugul adalah bagian dari kabupaten Tabanan dan berjarak kurang lebih 70 km
atau 2,5 jam dari Bandara Internasional (Airport) Ngurah Rai.
Di Objek wisata Bedugul
terdapat sebuah pura yang bernama pura di ulun danu yang terletak di pinggir
danau beratan. Pura ulun danu di percaya sebagai tempat bersemayaman
dewi sri atau dewi kesububuran.
Lokasi
objek wisata bedugul terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturit kabupaten tabanan kurang lebih jaraknya 45 km dari pusat kota kabupaten dan Jaraknya dari kota denpasar sekitar 50 km ke arah utara mengikuti jalan raya Pura tersebut berada di tepi danau Beratan, nama pura ulun danu diambil dari kata danau.
objek wisata bedugul terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturit kabupaten tabanan kurang lebih jaraknya 45 km dari pusat kota kabupaten dan Jaraknya dari kota denpasar sekitar 50 km ke arah utara mengikuti jalan raya Pura tersebut berada di tepi danau Beratan, nama pura ulun danu diambil dari kata danau.
sejarah
urian sejarah Pura Ulun Danu Beratan diketahui dari arkeologi dan data sejarah yang terdapat dalam lontar babad Mengwi. Di sebelah kiri halaman depan pura Ulun Danu Beratan terdapat sebuah sarkopagus dan sebuah papan batu, yang berasal dari masa tradisi megalitik, sekitar 500 SM. Kedua artefak tersebut sekarang ditempatkan masing-masing di atas Babaturan atau teras diperkirakan lokasi di mana Pura Ulun Danu Beratan, telah digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan ritual sejak jaman megalitik.
urian sejarah Pura Ulun Danu Beratan diketahui dari arkeologi dan data sejarah yang terdapat dalam lontar babad Mengwi. Di sebelah kiri halaman depan pura Ulun Danu Beratan terdapat sebuah sarkopagus dan sebuah papan batu, yang berasal dari masa tradisi megalitik, sekitar 500 SM. Kedua artefak tersebut sekarang ditempatkan masing-masing di atas Babaturan atau teras diperkirakan lokasi di mana Pura Ulun Danu Beratan, telah digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan ritual sejak jaman megalitik.
![]() |
![]() |
Dalam lontar Babad Mengwi tersirat
menguraikan bahwa I Gusti Agung Putu sebagai pendiri kerajaan Mengwi mendirikan
Pura di pinggir Danau Beratan, sebelum beliau mendirikan pura taman
ayun Dalam lontar tersebut tidak disebutkan kapan beliau mendirikan Pura
Ulun Danu Beratan, namun yang terdapat dalam lontar itu adalah pendirian
pura taman ayun yang upacaranya berlangsung pada hari Anggara Kliwon Medangsia
tahun Saka Sad Bhuta Yaksa Dewa yaitu tahun caka 1556 atau 1634 M. Berdasarkan
uraian dalam lontar Babad Mengwi tersebut diketahui bahwa Pura Ulun Danu Beratan
didirikan sebelum tahun saka 1556, oleh I Gusti Agung Putu. Semenjak pendirian
pura tesebut termasyurlah kerajaan Mengwi, dan I Gusti Agung Putu digelari oleh
rakyatnya " I Gusti Agung Sakti". Pura Ulun Danu Beratan
terdiri dari 4 komplek pura yaitu:
Pura Lingga Petak, Pura Penataran Pucak Mangu, Pura Terate Bang, dan Pura Dalem Purwa berfungsi untuk memuja keagungan Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Tri Murti, guna memohon anugerah kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan manusia dan lestarinya alam semesta.
Pura Lingga Petak, Pura Penataran Pucak Mangu, Pura Terate Bang, dan Pura Dalem Purwa berfungsi untuk memuja keagungan Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Tri Murti, guna memohon anugerah kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan manusia dan lestarinya alam semesta.
Danau Beratan merupakan salah satu objek wisata di Bedugul yang sayang kalau
Anda lewatkan. Cuaca yang sejuk di siang hari membuat Anda merasa nyaman untuk
menikmati pemandangan di sekeliling danau Beratan. Untuk menikmati pemandangan
di sekeliling danau, Anda bisa menyewa kapal boot dan sampan. Sangat cocok bagi
Anda dan keluarga atau bersama pasangan Anda untuk menikmati keindahan alam di
sekitar danau
Beratan.
Danau Beratan terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan
Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Berada di jalur jalan provinsi yang
menghubungkan Denpasar – Singaraja serta letaknya yang dekat dengan Kebun Raya
Eka Karya menjadikan tempat ini menjadi salah satu andalan wisata pulau Bali.
Disamping mudah dijangkau Danau Beratan juga menyediakan beragam pesona dan
akomodasi yang memadai.
Di tengah danau terdapat sebuah Pura yaitu Pura Ulun Danu yang merupakan
tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu sebagai pemberi kesuburan.
Berikut adalah gambar suasana di Danau Beratan


Di kawasan wisata Bedugul terdapat tiga danau yaitu Danau Beratan, Danau
Buyan, dan Danau Tamblingan. Danau Beratan adalah danau yang pertama dilalui
bilamana dari arah Denpasar dan berjarak sekitar 300 meter dari Kebun Raya
Bedugul. Danau ini berada di sebelah kanan jalan bila menuju Singaraja. Obyek
wisata yang terdapat di area Danau Beratan adalah obyek wisata Bedugul dan Ulun
Danu. Di lokasi obyek wisata Bedugul terdapat tempat peristirahatan untuk
menginap dan rumah makan serta sarana penyewaan boat untuk mengelilingi Danau
Beratan. Sedangkan obyek wisata Ulun Danu merupakan taman bermain dan juga
terdapat Pura Ulun Danu Beratan. Pada sekeliling pura yang menjadi bagian utama
merupakan taman dengan rumput hijau. Pada bagian timur pura ini terdapat dua
meru bertumpang sebelas (solas) dan bertumpang tujuh (pitu). Dua meru ini
berada agak terpisah dari daratan atau hampir berada di pinggir danau. Di
lokasi ini juga tersedia sarana boat untuk berkeliling danau Beratan.
Sejarah Pura Ulun Danu Beratan

Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya
Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar
Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung
Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran.
Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian
diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat
bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu
sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung,
mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah
Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan
nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat
pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang
perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan
berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau
Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber,
Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul
terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang
bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng
atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti
Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang.
Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di
puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian
turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I
Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke
Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu
mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura.
setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan
musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat
pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak
Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di
desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka
1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang
dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan,
beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih
Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I
Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan
disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu),
kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari
kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat
ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan
istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu
Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi,
beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di
Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun
Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad
Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang
kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai
tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke
patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari
kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau
mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana
Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan
menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri
Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan
Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang,
termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan
Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja
Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya
Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar
Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung
Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran.
Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian
diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat
bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu
sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung,
mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu
Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama
Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat
pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang
perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan
berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau
Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber,
Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul
terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang
bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng
atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti
Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang.
Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di
puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian
turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I
Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke
Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu
mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura.
setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan
musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat
pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak
Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di
desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka
1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang
dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan,
beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih
Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I
Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat
pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala
Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari
kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat
ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan
istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu
Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi,
beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di
Pura Puncak Mangu.
2. Objek Wisata Kebun Raya
Eka Karya Bedugul Bali

Bagus ,, pengen kesna !! tempat wisata indonesia
BalasHapus